Munafik atau sering disebut juga nifak, berasal dari
bahasa Arab yang berarti orang yang lahirnya berbeda dengan yang ada dalam
hatinya. Ada sebuah pepatah orang yang manis dibibir tetapi lain dihatinya.
Sedang menurut istilah munafik adalah orang yang
antara ucapan dengan perbuatannya sangat jauh berbeda (tidak ada kesamaan
antara hati dan perilaku).
Dan menurut bahasa munafik adalah orang yang
menyembunyikan. Ada juga yang mengartikan munafik artinya bermuka dua.
Adapun menurut syara’, munafik ialah orang yang
menymbunyikan kekafirannya, tetapi menyatakan keimanannya. Lidah mereka
menyatakan beriman, sedangkan hatinya mengingkari.
Allah swt.berfirman dalam Al Quran surat Al Baqarah
ayat 8 yang artinya: “Di antara manusia ada yang mengatakan: Kami beriman
kepada Allah dan Hari kemudian. Padahal mereka itu sesungguhnya bukan
orang-orang yang beriman.”
Dalam wahyu-Nya surat Al Munafiqun ayat 2 yang
artinya: “Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka
menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang
telah mereka kerjakan.”
Allah maha mengetahui mana orang-orang yang benar
beriman mana yang sebenarnya munafik.
“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang
beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman “. Dan bila mereka kembali
kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: ‘Sesungguhnya kami
sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok’. Allah akan (membalas)
olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan
mereka.” (QS. 2:14-15).
“Empat sikap yang barangsiapa terdapat pada dirinya
keempat sikap itu, maka dia adalah seorang munafik sebenarnya.
Barangsiapa yang pada dirinya terdapat salah satu dari sikap itu, maka pada
dirinya terdapat salah satu sikap munafik, sampai dia meninggalkannya. Yaitu:
·
apabila dipercaya dia berkhianat,
·
apabila berbicara dia berdusta,
·
apabila berjanji dia menipu,
·
dan apabila bertengkar dia curang.”
(Shahih Bukhari).
1. Mengerjakan Shalat Tahajud
Amalan yang sangat berat bagi orang munafik
yaitu bangun di tengah malam untuk shalat.
Mengapa demikian? Karena mereka hanya ingin beribadah jika dilihat orang lain.
Jika tidak ada yang memperhatikan ibadahnya, maka ia pun akan dengan mudah
meninggalkannya. Jika seseorang muslim niat bangun ditengah yang malam sepi,
lalu menjalankan shalat tahajud insyallah terhindar dari sifat-sifat munafik.
2. Bersedekah Secara Sembunyi – Sembunyi
Orang munafik biasanya akan mudah bersedekah jika ada
niat lain seperti ingin dipuji, mengangkat citranya di masyarakat, ataupun
riya. Karena itu akan lebih baik jika kita bersedekah secara sembunyi-sembunyi
dengan cara yang baik dan dari uang yang halal. Seperti tertulis di dalam
hadits; “Sedekah merupakan bukti” (HR Muslim).
3. Menyegerakan Shalat Dan Melaksanakan Shalat
Berjamaah
“Siapa yang melaksanakan shalat karena Allah selama
empat puluh hari secara berjamaah, ia tidak luput dari takbiratul ihram bersama
imam, maka ia akan dicatat terbebas dari dua hal yaitu terbebas dari siksa
neraka dan terbebas dari kemunafikan.” (HR. Tirmidzi, no. 241. Syaikh Al-Albani
menyatakan bahwa hadits ini hasan dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no.
2652)
4. Gemar Mempelajari dan memperdalam Ilmu Agama
Gemar memperdalam ilmu agama dan mengamalkannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua sifat yang tidak
akan pernah tergabung dalam hati orang munafik: perilaku luhur dan pemahaman
dalam agama” (HR At Tirmidzi).
5. Perbanyak Berdzikir kepada alloh swt
Berdzikir memberikan ketenangan dalam diri seorang
muslim. Banyak berdzikir menjadi benteng bagi seorang muslim dari sifat
kemunafikan. Ali bin Abi Thalib ditanya tentang orang-orang
khawarij apakah mereka termasuk orang munafik atau bukan.
Beliau menjawab:
المنافقون لا يذكرون الله إلا قليلا
“Orang munafik itu tidak berdzikir kecuali hanya
sedikit.”
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin hafizhahullah
berkata: “ini adalah ciri-ciri orang munafik yaitu sedikit berdzikir.
Memperbanyak dzikir adalah penjaga/penyelamat dari kemunafikan.”
6. Tidak Boleh Meninggalkan Shalat 5 Waktu
Sebagaimana disebutkan dalam hadits
إِنَّ أَثْقَلَ صَلاَةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلاَةُ الْعِشَاءِ وَصَلاَةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلاَةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلاً فَيُصَلِّىَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِى بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لاَ يَشْهَدُونَ الصَّلاَةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ
“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang
munafik adalah shalat Isya dan shalat Shubuh. Seandainya mereka tahu keutamaan
yang ada dalam kedua shalat tersebut tentu mereka akan mendatanginya walau
dengan merangkak. Sungguh aku bertekad untuk menyuruh orang melaksanakan
shalat. Lalu shalat ditegakkan dan aku suruh ada yang mengimami orang-orang
kala itu. Aku sendiri akan pergi bersama beberapa orang untuk membawa seikat
kayu untuk membakar rumah orang yang tidak menghadiri shalat Jama’ah.” (HR.
Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651, dari Abu Hurairah).
Allah swt. dan Rasul-Nya mengancam sekali orang-orang
yang memiliki sifat munafik, karena sangat membahayakan diri sendiri maupun
orang lain, dapat dikatakan seperti musuh dan selimut.
Di masa Rasulullah saw. ada tokoh yang terkenal
sebagai orang munafik, diantaranya adalah Abdullah bin Ubay. Dia termasuk
seorang kepala suku yang memimpikan ingin jadi seorang raja di Madinah setelah
Nabi tiada.
Tetapi khayalan itu tidak terkabul,
kemunafikannyaterlihat ketika kaum muslimin akan menghadapi perang Uhud.
Abdullah beserta pengikutnya keluar dari barisan kaum muslimin secara
demonstrasi untuk tidak mengikuti perang tersebut.
Oleh karena itu Allah swt. mengutuk dan mengancam
orang-orang yang munafik melalui firmannya dalam surat An Nisa ayat 138 yang
artinya: “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat
siksaan yang pedih.”
Di ayat lain Allah swt. juga berfirman dalam Surat An
Nisa ayat 145 yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu
(ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali
tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.”
Dalam wahyu Allah swt. yang lain adalah pada surat At
Taubah ayat 68 yang artinya: “Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki
dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di
dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela’nati mereka, dan bagi
mereka azab yang kekal.”
·
Nifak atau munafik adalah sifat tercela
yang dimiliki seseorang yang akan membahayakan diri orang munafik itu sendiri.
·
Hatinya selalu was-was, gelisah, dan
tidak tentram.
·
Tidak lagi dipercaya oleh orang lain
karena merasa telah dikecewakan akibat sifat kemunafikannya.
·
Dikucilkan orang karena munafik selalu
mengecewakan orang atau teman sehingga merasa enggan untuk bergaul dan tidak
mempercayainya lagi.
·
Allah swt.akan mengancam orang yang
munafik dengan siksa neraka jahanam.
Beberapa doa agar terhindar dari sifat munafik telah
diajarkan di Alquran dan sunnah. Pertama adalah doa Nabi Ibrahim AS.
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ – رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ
Jauhkanlah diriku dan anak keturunanku dari mennyembah
berhala. Ya Allah, berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak orang. (QS. Ibrahim: 35 – 36).
Selain doa di atas, ada pula doa agar mendapat hidayah
jadi sifat munafik yang ada dalam diri hilang karena hidayah dan taufiq dari
Allah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca doa,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu hidayah, ketaqwaan,
terjaga kehormatan, dan kekayaan…(HR.
Ahmad 3950 & Muslim 7079).
Manusia mudah sekali terkena bujuk rayu iblis yang
akan mencoba mengaajak manusia ingkar dan melanggar perintah Allah SWT. Maka,
mintalah untuk selalu lindungi dari kesyirikan yang mengaraha ke sifat munafik.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menyebutkan
tentang bahaya syirik,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَلشِّرْكُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ ، أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى شَيْءٍ إِذَا قُلْتَهُ ذَهَبَ عَنْكَ قَلِيلُهُ وَكَثِيرُهُ
“Demi zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh
syirik itu lebih samar dibandingkan jejak kaki semut. Maukah kutunjukkan kepada
kalian satu doa, jika kalian mengucapkannya, maka syirik akan menjauhimu yang
seidkit maupun yang banyak.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad 716).
Sumber : http://al-hasaniyyah.or.id/cara-agar-kita-terhindar-dari-sifat-munafik/
Sumber : http://al-hasaniyyah.or.id/cara-agar-kita-terhindar-dari-sifat-munafik/